Kategori: - Dibaca: 4 kali
Negara konsumen minyak dunia saat ini mengkhawatirkan tren kenaikan harga minyak dunia akhir-akhir ini. Ini didasari pada kekhawatiran terjadinya inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga minyak tersebut.
Apabila terjadi inflasi, maka diprediksi hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Negara-negara konsumen minyak tersebut. Dan dikhawatirkan turut berdampak negative terhadap pemulihan perekonomian global.
Namun, pertemuan negara-negara Arab anggota OPEC dan non-OPEC di Kairo, Mesir, akhir pekan lalu menyimpulkan belum ada alasan untuk menambah suplai minyak. Mereka menilai, saat ini stok minyak masih dalam keadaan baik dan perkembangan harga pun bersifat temporer dipicu anomali cuaca dingin di Eropa. Selain itu, perekonomian dunia pun dinilai masih dapat menerima harga minyak di level USD100 per barel.
Menurut Menteri Perminyakan Irak dan Kepala Perusahaan Minyak Negara Libya menilai bahwa, harga USD 100 per barel merupakan tingkat yang adil. Juga ditambahkan oleh Menteri Qatar Abdullah al-Attiyah bahwa dirinya berekspektasi tidak akan ada kenaikan produksi oleh OPEC di 2011.
Harga minyak yang menjadi benchmark pasar Eropa, ICE Brent, untuk pengiriman Februari terakhir ditutup di level USD93,46 per barel, setelah sempat menyentuh harga USD94,74 per barel yang merupakan rekor harga tertinggi sejak Oktober 2008.
Harga minyak mulai beranjak naik setelah OPEC memangkas produksinya secara drastis pascakrisis finansial global di 2008 yang menghancurkan harga minyak dunia. Seiring waktu, permintaan minyak dunia merangkak naik pada 2010 dan diperkirakan terus berlanjut hingga 2011. Saat ini pasar terus menanti gerakan OPEC terkait perkembangan harga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar