Minggu, 26 Desember 2010

Konsumen Minyak Ketar-Ketir, OPEC Nilai Harga Wajar

Diposting oleh : irvan candra anarki (anarki45.blogspot.com/irvan_anarki@yahoo.com)
Kategori: - Dibaca: 4 kali



Negara konsumen minyak dunia saat ini mengkhawatirkan tren kenaikan harga minyak dunia akhir-akhir ini. Ini didasari pada kekhawatiran terjadinya inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga minyak tersebut.

Apabila terjadi inflasi, maka diprediksi hal tersebut akan mengganggu pertumbuhan ekonomi Negara-negara konsumen minyak tersebut. Dan dikhawatirkan turut berdampak negative terhadap pemulihan perekonomian global.

Namun, pertemuan negara-negara Arab anggota OPEC dan non-OPEC di Kairo, Mesir, akhir pekan lalu menyimpulkan belum ada alasan untuk menambah suplai minyak. Mereka menilai, saat ini stok minyak masih dalam keadaan baik dan perkembangan harga pun bersifat temporer dipicu anomali cuaca dingin di Eropa. Selain itu, perekonomian dunia pun dinilai masih dapat menerima harga minyak di level USD100 per barel.

Menurut Menteri Perminyakan Irak dan Kepala Perusahaan Minyak Negara Libya menilai bahwa, harga USD 100 per barel merupakan tingkat yang adil. Juga ditambahkan oleh Menteri Qatar Abdullah al-Attiyah bahwa dirinya berekspektasi tidak akan ada kenaikan produksi oleh OPEC di 2011.

Harga minyak yang menjadi benchmark pasar Eropa, ICE Brent, untuk pengiriman Februari terakhir ditutup di level USD93,46 per barel, setelah sempat menyentuh harga USD94,74 per barel yang merupakan rekor harga tertinggi sejak Oktober 2008.

Harga minyak mulai beranjak naik setelah OPEC memangkas produksinya secara drastis pascakrisis finansial global di 2008 yang menghancurkan harga minyak dunia. Seiring waktu, permintaan minyak dunia merangkak naik pada 2010 dan diperkirakan terus berlanjut hingga 2011. Saat ini pasar terus menanti gerakan OPEC terkait perkembangan harga.

Selasa, 21 Desember 2010

Teori Ekonomi Dasar

Bila kita berbicara tentang ekonomi ada beberapa hal yang mesti kita pahami terlebih dahulu . Kita mulai dari adanya kebutuhan akan barang , lalu ada ketersediaan dari barang tersebut. Selanjutnya kelangkaan dari barang tersebut yang mengakibatkan adanya nilai ekonomi dari barang yang ditransaksikan tersebut.

Bila barang tersebut langka di pasaran , dalam hal ini terbatas produksinya misalnya handphone yang limited edition, maka kebutuhan terhadap barang tersebut bisa jadi meningkat . Sama halnya seperti sumber daya alam yang tak dapat diperbaharui. Semakin langka sumbernya maka semakin memiliki nilai ekonomi.
Oleh sebab itu kita mesti bijak dalam hal pengalokasiannya .

Jadi ilmu ekonomi adalah ilmu yang mengatur pengalokasian sumber daya yang dimiliki oleh kita untuk memperoleh sumber daya lainnya dapat berupa barang atau jasa sehingga terjadi efisiensi.

Jumat, 29 Oktober 2010

Apa itu “anarkisme”? apa itu “anarki”? siapa sih para “anarkis” itu?

Anarkisme adalah sebuah ide tentang hidup dengan cara yang lebih baik. Sedangkan Anarki adalah sebuah cara untuk hidup.
Anarkisme menganggap bahwa pemerintahan ( Negara ) itu bukan saja tidak diperlukan tapi juga berbahaya. Para anarkis adalah mereka yang mempercayai anarkisme dan memiliki hasrat untuk hidup di dalam anarki sebagaimana yang pernah dilakukan oleh para leluhur kita dulu. Mereka yang mempercayai pemerintahan ( seperti kaum liberal, Marxis, Konservatif, sosialis dan fasis ) dijuluki sebagai “statist.”
Awalnya anarkisme mungkin terkesan sangat negatif – karena oposisinya yang mentah. Namun sebenarnya, para anarkis memiliki banyak ide positif mengenai hidup di dalam sebuah masyarakat tanpa pemerintahan. Tidak seperti para Marxis, Liberal dan konservatif, mereka sama sekali tidak menawarkan sebuah cetak biru dari masyarakat.
Apakah para anarkis itu adalah “bomb thrower”?
Tidak – setidaknya apabila kita membandingkannya dengan Pemerintah Amerika Serikat, yang lebih sering melempar bom ke Iraq setiap harinya dibanding para anarkis di dalam 150 tahun aktifitas gerakan mereka. Kenapa sih kita tidak pernah mendengar julukan “bomb throwing president”? mana yang lebih berbahaya jika para anarkis yang melempar bom dengan kapasitas individual yang setara dengan militer Amerika Serikat yang vertikal dan dominan?
Para anarkis telah aktif bertahun-tahun di berbagai Negara, di bawah pemerintahan otokratik sampai ke pemerintahan yang demokratik. Kadang ketika berada di dalam kondisi akut yang represif, beberapa anarkis merasa relevan untuk melempar bom. Namun banyak pengecualian untuk aksi semacam ini. Stereotip “anarkis pelempar bom” tersebut di buat oleh politisi dan jurnalis di akhir abad 19, dan sampai sekarang mereka masih sering menggunakannya, bahkan julukan tersebut adalah sesuatu yang terlalu dilebih-lebihkan.